Sekarang aku yang malah terusik, aku di cerca
terus oleh daun, dahan, dan gesekan pucuk pucuk serumpun bambu, mereka
mendesakku setiap hari. Tulislah...tulislah..., ku bilang " diaaam !" .
iya aku sedang menulis, tapi mana bisa aku menulis semua apa yang kau
katakan secara bersamaan , sedangkan kau rewel dan ngomel ngomel ! .
Tengah ladang akhir pekan 23 februari 2013 - aku, anak daun singkong
Dialog rumpun bambu
Written By Ary Hamzah on Saturday, 23 February 2013 | 1:54 pm
Labels:
dzikir fikir,
imajiku,
imajiner rahsa,
improvisasi

